Ciri-ciri Diskalkulia :
1.Tingkat perkembangan bahasa dan kemampuan lainnya normal, malah seringkali mempunyai memori visual yang baik dalam merekam kata-kata tertulis.
2.Sulit melakukan hitungan matematis. Contoh sehari-harinya, ia sulit menghitung transaksi (belanja), termasuk menghitung kembalian uang. Seringkali anak tersebut jadi takut memegang uang, menghindari transaksi, atau apa pun kegiatan yang harus melibatkan uang.
3.Sulit melakukan proses-proses matematis, seperti menjumlah, mengurangi, membagi, mengali, dan sulit memahami konsep hitungan angka atau urutan.
4.Terkadang mengalami disorientasi, seperti disorientasi waktu dan arah. Si anak biasanya bingung saat ditanya jam berapa sekarang. Ia juga tidak mampu membaca dan memahami peta atau petunjuk arah.
5.Mengalami hambatan dalam menggunakan konsep abstrak tentang waktu. Misalnya, ia bingung dalam mengurut kejadian masa lalu atau masa mendatang.
6.Sering melakukan kesalahan ketika melakukan perhitungan angka-angka, seperti proses substitusi, mengulang terbalik, dan mengisi deret hitung serta deret ukur.
7.Mengalami hambatan dalam mempelajari musik, terutama karena sulit memahami notasi, urutan nada, dan sebagainya.
8.Bisa juga mengalami kesulitan dalam aktivitas olahraga karena bingung mengikuti aturan main .
Selain kesulitan memahami bahasa matematika , anak disleksia-diskalkulia juga mengalami kesulitan dalam memaknai istilah-istilah non matematika, hal ini yang membuat mereka semakin susah menyelesaikan soal-soal matematika, terutama yang berbentuk soal cerita.
Contoh:
- Untuk belajar membuat robot, Ayah harus membayar seratus ribu rupiah untuk empat kali pertemuan dimana satu kali pertemuan adalah 2 jam lamanya.
- Anak disleksia bingung memaknai istilah “dimana”, “lamanya”
Apa yang dapat kita lakukan bagi penyandang disleksia-diskalkulia?
- Gunakan bahasa matematika yang lebih sederhana, jelas dan lebih mudah dipahami anak disleksia
- Latih anak untuk memahami dan menguasai simbol angka, dan symbol operasi perhitungan matematika
- Bantu anak memahami soal cerita dengan cara menghadirkan benda-benda yang disebutkan dalam soal secara visual à Belajar praktikal
- Gunakan kertas berpetak untuk membantu operasi perhitungan susun ke bawah
- Lakukan fragmentasi soal cerita yang panjang menjadi kalimat kalimat pendek yang mudah dipaham.
- Latih anak untuk mengerti dan menguasai konsep uang, misalnya dengan berlatih berbelanja sendiri mulai dari sejumlah barang yang sedikit sampai dengan yang cukup banyak
- Kertas kerja dibacakan dan direkam dalam audio tape, anak membaca sambil menyimak audio tape
- Gunakan buku agenda untuk mencatat kegiatan kegiatan dan pekerjaan rumah
- Yakinkan bahwa instruksi disampaikan dengan jelas, perlahan sehingga murid mengerti
- Gunakan kertas untuk menutup soal yang sudah atau belum dikerjakan, soal yang terlihat hanya soal yang sedang dikerjakan
Selain pendekatan khusus untuk aspek diskalkulianya, jangan lupakan strategi pembelajaran umum bagi anak penyandang disleksia yaitu digunakan pendekatan multisensoris (dapat berupa bantuan gambar, audiotape, dll), mengajarkan anak untuk menggunakan logikanya, bukan menghafal mati, berikan materi bertahap satu per satu, dan berikan materi dalam unit-unit kecil. Hal lain yang tidak boleh dilupakan adalah memperhatikan aspek emosi anak. Selalu berikan semangat dan pujian pada setiap usaha perbaikan yang telah mereka tunjukkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar